BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masyarakat pedesaan di
Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan
keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan Nasional, bahkan hampir
tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah
dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna
memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak
yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif
dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan.
Di Indonesia, pertumbuhan
penduduk semakin meningkat, terutama di daerah perkotaan. Banyak masyarakat
desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di
perkotaan adalah sumber mata pencaharian terbesar dibandingkan di pedesaan.
Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada di desa.
Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan.
Dalam hal ini penulis akan membahas dan menjelaskan tentang ruang lingkup
perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa itu
Masyarakat desa dan masyarakat kota?
2. Apa ciri-ciri
masyarakat desa dan Masyarakat kota?
3. Apakah
perbedaan Masyarakat desa dan Masyaakat kota?
4. Apa saja
penyebab penduduk melakukan transmigrasi?
5. Apa hubungan
antara masyarakat desa dan masyarakat kota?
6. Apa saja
dampak positif dan negatif dari masyarakat desa dan masyarakat kota?
1.3
Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian masyarakat desa dan masyarakat kota
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri masyarakat desa dan masyarakat kota
3. Untuk
mengetahui perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota
4. Untuk
mengetahui penyebab penduduk melakukan transmigrasi
5. Untuk
mengetahui hubungan antara masyarakat desa dan masyarakat kota
6. Untuk
mengetahui dampak positif dan negatif dari masyarakat desa dan kota
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Masyarakat Desa (Rural Society)
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.
2.2 Ciri-ciri masyarakat desa
Adapun
ciri-ciri masyarakat desa antara lain :
1.
Anggota komunitas kecil
2.
Hubungan antar individu bersifat
kekeluargaan
3.
Sistem kepemimpinan informal
4.
Ketergantungan terhadap alam tinggi
5.
Religius magis artinya sangat baik
menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh
antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting misalnya
saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa panen, bersih desa.
6.
Rasa solidaritas dan gotong royong
tinggi
7.
Kontrol sosial antara warga kuat
8.
hubungan antara pemimpin dengan
warganya bersifat informal
9.
Pembagian kerja tidak tegas, karena
belum terjadi spesialisasi pekerjaan
10. Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya
(tradisi)
11. Tingkat mobilitas sosialnya rendah
12. Penghidupan utama adalah petani.
2.3
Pengertian Masyarakat Perkotaan
Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.
2.4 Ciri-Ciri Masyarakat Kota
Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
1.
Kehidupan keagaam berkurang, karena
cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler
2.
Sikap mandiri yang kuat dan
tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingg cenderung individualistis
3.
Pembagian kerja sangat jelas dan
tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
4.
Hubungan antar individu bersifat
formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
5.
Sangat menghargai waktu sehingga
perlu adanya perencanaan yang matang.
6.
Masyarakat cerderung terbuka
terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
7.
Tingkat pertumbuhan penduduknya
sangat tinggi
8.
Kontrol sosial antar warga relatif
rendah
9.
Kehidupan bersifat non agraris dan
menuju kepada spesialisasi keterampilan
10. Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya
bersifat dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.
2.5 Perbedaan Masyarakat Desa dan
Masyarakat Kota
1. Segi Agama
Masyarakat
pedesaan dikenal sangat religious. Artinya, dalam keseharian mereka taat
menjalankan ibadah agamanya. Secara kolektif, mereka juga mengaktualisasi diri
ke dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan.
Sedangkan
kehidupan keagamaan di kota berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan
karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
2. Segi Sosial
Masyarakat
desa sangat mengutamakan kehidupan sosialnya. Mereka bergotong royong melakukan
hal tanpa ada unsur uang/materi. Namun karena masyarakat kota yang syarat akan
materi jadi segala sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri
sendiri.
3. Segi Lingkungan Alam
Masyarakat
pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di
daerah desa.
Penduduknya
yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dan
hukum-hukum alam, seperti dalam pola berpikir dan falsafah hidupnya. Berbeda
dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya "beas" dari
realitas alam.
4. Segi Pekerjaan
Pada
umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani dan
berdagang sebagai pekerjaan sekunder. Namun di masyarakat perkotaan, mata
pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri
dapat dikembangkan.
5. Segi Kepadatan Penduduk
Penduduk
desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk
kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan
klasifikasi dari kota itu sendiri.
6. Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas
atau persamaan dalam ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan,
adat-istiadat, dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila
dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
Di kota
sebaliknya, penduduk heterogen terdiri dari orang-orang dengan macam-macam
subkultur dan kesenangan, kebudayaan, dan mata pencaharian.
2.6
FAKTOR PENYEBAB PENDUDUK MELAKUKAN TRANSMIGRASI
1.
Persebaran penduduk tidak merata
Pulau
Jawa merupakan pulau yang paling padat di dunia. Saat ini penduduk di pulau
Jawa kurang lebih 160 juta jiwa. Transmigrasi dibutuhkan agar kepadatan
penduduk di pulau Jawa bisa dikurangi dengan memindah sebagian penduduk ke
Pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua. Diharapkan dipulau tujuan bisa
ikut membangun daerha tersebut.
2.
Alasan ekonomi
Sebagian
besar transmigran mengikuti program ini karena ingin mendapatkan kehidupan yang
lebih layak daripada sebelumnya. Dengan transmigrasi mereka mendapatkan tanah
sebanyak 2 hektar dan tunjangan. Modal dari pemerintah tersebut bisa dijadikan
lahan pertanian yang nantinya bisa meningkatkan pendapatan transmigran.
Transmigrasi dengan alasan ini biasanya ditempatkan di pulau-pulau yang ada
perkebunannya atau mempunyai potensi pertanian tertentu. Misalnya : pulau
Kalimantan dan Pulau Sumatera karena di sana banyak di jumpai perkebunan kelapa
sawit dan karet.
3.
Bencana alam
Jika
suatu daerah dekat dengan gunung berapi yang sangat aktif maka transmigrasi
diperlukan untuk memberikan tempat baru yang lebih aman dari tempat sebelumnya.
Usaha ini juga untuk mengurangi jumlah korban jiwa jika terjadi bencana alam.
Pulau Kalimantan merupakan tujuan yang tepat untuk transmigrasi karena di sana
tidak ada gunung berapi dan relatif aman dari gempa bumi karena tidak dilewati
lempeng bumi.
4.
Adanya proyek pembangunan
Dulu
ada desa yang bertransmigrasi karena ada proyek pembangunan bendungan. Seluruh
warga desa pindah tan terkecuali. Nama program ini adalah transmigrasi bedol
desa. Karena satu desa yang pindah maka tempat tujuannya juga buat lahan yang
luas dijadikan satu desa di pulau yang lain. Pulau yang bisa dijadikan sebagai
tujuan transmigasri jenis ini adalah Pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan
Papua.
2.7 Hubungan Antara Masyarakat Kota dan Desa
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komonitas yang terpisah satu sama lain.. Bahkan dalam keadaan yang
wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat. Diantaranya
mereka bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota
bergantung pada kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras
sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber atau mempunyai tenaga
kasar bagi jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam
proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan.
Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam
mereka sibuk bekerja di ladang . Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai
menyurut, sementara menunggu masa panen mereka pergi ke kota terdekat untuk
melakukan pekerjaan sampingan atau serabutan.
Secara teoristik, kota mempengaruhi desa melalui beberapa
cara, seperti:
·
Ekspansi kota ke desa, atau biasa dibilang perluasan
kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi
di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
·
Invasi
kota , pembangunan kota-kota baru seperti City of Batam dan banyak kota
baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan hilang
dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan
·
Penetrasi
kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses
ini yang sesungguhnya banyak terjadi.
·
Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan
produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut
kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak
pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang
dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan
mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi
Dengan adanya hubungan
Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling
membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni : Urbanisasi yaitu suatu
proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa
urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123
).
b) Sebab-sebab Urbanisasi
1.
Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya (Push factors)
2.
Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan
menetap dikota (pull factors)
Hal – hal yang termasuk push factor antara
lain :
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak
seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa
oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda,
merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu
cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk
menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh
berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga
memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk pull factor antara
lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan
bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan
penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan
lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan
yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur
manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk
menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri
dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).
2.8
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF TINGGAL DI MASYARAKAT KOTA ATAU DESA
Masyarakat desa dan kota suatu
komunitas yang dapat dikatakan suatu komunitas yang saling bertolak belakang
antara satu dengan lainnya. Kota yang identik dengan kemacetan, kebisingan,
kericuhan dan permasalahannya yangbegitu rumit serta kompleks. Sedangkan desa
yang begitu tenang, damai, tertib dan kebaikannya yang sangat sederhana dalam
setiap keadaannya. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban
yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan
penduduk, kepentingan, atau status hukum. Desa, atau udik, menurut definisi
universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di
Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan di Kutai Barat,
Kalimantan Timur disebut Kepala Kampung atau Petinggi. Masyarakat desa masih
terikat kehidupannya dengan adat dan istiadat daerahnya, adat istiadat
merupakan aturan yang melekat erat pada masyarakatnya yang mengatur setiap
tindakan melalui system konsep kebudayaan yang kental. Aturan yang dimiliki
kota biasanya telah tertulis secara nyata pada peraturan perundang-undangan
walaupun masih memiliki peraturan yang tidak tertulis sama halnya dengan desa
karena masyarakat kota biasanya merupakan campuran dari berbagai masyarakat
desa yang hijrah ke kota, namun peraturan yang tidak tertulis tersebut biasanya
tidak banyak diperhatikan dan pada akhirnya akan hilanbg dengan sendirinya.
Dampak Positif Dan Negatif Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakat Perdesaan
1. Dampak Positif
Dalam hal ini desalah yang menempati peringkat paling atas dalam kepemilikannya untuk hal yang positif. Diantaranya adalah kebersamaan yang kental diikuti dengan gotong-royong, kepedulian antara tetangga, kerja keras mereka dalam mendapatkan penghidupan, kehidupan sehari-hari mereka yang tenang dan saling menghormati antara sesame. Kadangkala ada yang menyatakan bahwa masyarakat desa lebih malas dibanding masyarakat kota yang terus bekerja keras demi mendapat makan, hal tersebut salah karena sebenarnya masyarakat kotalah yang malas dalam melakukan sesuatu mereka bekerja keras dengan pikiran mereka sehingga tampak lelah dari luar namun kerja keras mereka hanya membuat keterpurukan pikiran mereka dalam bersosialisasi yang selalu menginginkan gampangnya saja sedangkan masyarakat desa setiap waktu selalu bekerja keras dengan tenaga dan pikiran mereka serta belajar bersabar dengan hidup, seperti contoh dalam memanen memerlukan waktu yang panjang untuk dapat memanen hasil bumi dan dibutuhkan kerja keras saat menanamnya serta kesabaran dalam menuainya. Walaupun begitu masyarakat kota juga memiliki hal positif yang dapat dipetik dalam kehidupan mereka, yaitu informasi, pengetahuan, teknologi dan kedinamisan mereka dalam berkembang.
2. Dampak Negatif
Dalam hal kenegatifan suatu komunitas, kotalah yang menempati urutan pertama dalam tingkat kesadaran masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakatnya yang beragam dan kondisi social dari lingkungan kota itu sendiri, dengan berbagai pengaruh yang berasal dari berbagai sumber serta bidang yang menyertainya. Sisi negative dari kota dapat dilihat dari kebersamaan masyarakatnya yang kurang dan biasanya akan tercipta kelompok-kelompok tertentu yang memiliki perbedaan pandangan, kepedulian yang makin berkurang diantara sesama juga merupakan salah satu hal yang seharusnya perlu dihindari. Hal-hal tersebutlah yang biasanya akan menyebabkan pertikaian diantara kelompok tertentu dengan mengrsampingkan norma-norma yang ada. Sedangkan di pedesaan hal negative yang dapat terlihat adalah masyarakat desa yang kurang dalam mendapat informasi actual dan disusul dengan keterlambatan mereka dalam menerima informasi karena kondisi wilayah atau geografis desa mereka, serta pemahaman mereka mengenai hal baru yang ada di dunia.
Catatan secara keseluruhan, walau masing-masing kota dan desa memiliki kelemahan dan kelebihan namun itu semua kita yang menentukan, menetapkan filosofi apa yang akan kita gunakan dalam kehidupan kita dan menjalaninya dengan hati.
Dalam hal kenegatifan suatu komunitas, kotalah yang menempati urutan pertama dalam tingkat kesadaran masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakatnya yang beragam dan kondisi social dari lingkungan kota itu sendiri, dengan berbagai pengaruh yang berasal dari berbagai sumber serta bidang yang menyertainya. Sisi negative dari kota dapat dilihat dari kebersamaan masyarakatnya yang kurang dan biasanya akan tercipta kelompok-kelompok tertentu yang memiliki perbedaan pandangan, kepedulian yang makin berkurang diantara sesama juga merupakan salah satu hal yang seharusnya perlu dihindari. Hal-hal tersebutlah yang biasanya akan menyebabkan pertikaian diantara kelompok tertentu dengan mengrsampingkan norma-norma yang ada. Sedangkan di pedesaan hal negative yang dapat terlihat adalah masyarakat desa yang kurang dalam mendapat informasi actual dan disusul dengan keterlambatan mereka dalam menerima informasi karena kondisi wilayah atau geografis desa mereka, serta pemahaman mereka mengenai hal baru yang ada di dunia.
Catatan secara keseluruhan, walau masing-masing kota dan desa memiliki kelemahan dan kelebihan namun itu semua kita yang menentukan, menetapkan filosofi apa yang akan kita gunakan dalam kehidupan kita dan menjalaninya dengan hati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya
mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang
lain , maka dari itu manusia disebut makhluk sosial, sesuai dengan Firman Allah
SWT yang artinya : “ Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal ( bersosialisasi
).….” (Al-Hujurat :13 ). Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah
menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita
kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya
itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang
ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini,
kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat ,
mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya
(dekadensi moral ) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena
kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu
ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Sehubungan dengan itu, barangkali kita berprasangka atau mengira
fenomena-fenomena yang terjadi diatas hanya terjadi dikota saja, ternyata
problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka adalah tempat yang
aman, tenang dan berakhlak (manusiawi), ternyata telah tersusupi oleh
kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak masalah urbanisasi
menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat desa yang
berurbanisasi ke kota menjadi masyarakat marjinal dan bagi desa pengaruh
urbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa menjadi
berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung tertinggal.
3.2 Saran
Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan
pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota.
Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang
terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat urbanisasi
menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa
dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera
menjadi masalah serius. Problem itu tidak akan menjadi masalah serius
apabila pemerintah lebih fokus terhadap perkembangan dan pembangunan desa tertinggal
dengan membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi
dari kota dan juga menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang memberikan
keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih
baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.
1 comments:
The 13 Best Casino Games to Play in 2021 - Mapyro
With more than 15,000 casino games, there 김포 출장안마 is a good deal 대구광역 출장샵 to be had on 대전광역 출장샵 this list, Here you'll find everything 춘천 출장안마 you need 수원 출장샵 to know about the best games.
Post a Comment