

NAMA PERAN SIFAT
BOGIANT R PETANI BAIK
TRI PUTRA P ASEP BAIK
RAMDHANDI TABIB BAIK
RIZKI ALRI P PENGAWAL JAHAT/
LICIK
ODELIA DEVARA BAGENDIT JAHAT/
LICIK
![]() |
Pada suatu hari hiduplah seorang prempuan dia bersifat
jahat,angkuh,dan pelit,dia bernama bagendit.Dia tinggal di rumah yang mewah,dia
sangat dibenci oleh orang-orang disekitarnya,hingga suatu hari ada seorang
petani yang tiba-tiba datang kerumahnya dan meminta tolong kepada bagendit.
Petani :”Permisi punten assalamualaikum
(sahut petani itu).”
Pengawal :”Woy,mau ngapainkamu disini lelaki
tua?”
Petani :”Maaf,pak kalau saya lancing
datang kesini.Maksud kedatangan saya
kesini,saya mau ketemu nyai.Apakah nyai ada?”
Disaat sipetani dan sipengawal sedang bercakap-cakap
keluarlah bagendit (orang dicari sipetani itu).
Bagendit :”Ada apa kau mencari ku petani lusuh?”
Petani :”Ampun nyai maafkan kelancangan
saya datang tanpa ada ikatan janji
pada nyai.”
Bagendit :(Merasa jijik)”eeergh,walaupun kita
buat janji,aku tidak mau bertemu
Dengan mu orang kotor.”
Petani :(Agak kesal)”saya mohon pda mu
nyai disini istri saya mau melahirkan
saya tidak sanggup
membayar tabib.”
Bagendit :(Sangat angkuh)”hahaha,yayaya aku udah
tau maksud kedatangan mu.
Kau ingin meminjam
sekantong emaskan?”
Petani :”iya nyai saya ingin meminjam
sekantong keping emas.”
Dengan tanpa fakir panjang bagendit pun langsung menyuruh
pengawal untuk mengambil sekantung emas.
Bagendit :”Hey,pengawal cepat ambikan sekantong
emas!”
Pengawal :”Baik nyai.”
Beberapa menit kemudian sipengawal datang dengan membawa
sekantong keping emas.disaat sipetani merasakan senangkarena ia sudah berhasil
mendapatkan pinjamanuang tiba-tiba dengan liciknya bagendit merencanakan hal
yang sangat licik.
Bagendit :”Hay,petani kotor,tadi kau ingin
meminjam emas ku berapa keeping?”
Petani :”Saya hanya meminjam sekantong
nyai.”
Bagendit :”Haaa!!!sekantong?apa katamu?apa aku
salah dengar?ehmmm kapan kau
ingin membayarnya?”
Petani :”Iya nyai sekantong keeping emas
nyai saya pinjam dan saya akan
Membayarnya kalau
tanaman jagung panen nanti.”
Bagendit :”Hooah,oke kau lihat ini!sekantong
keeping emas ini isinya 10 keping
emas
dank arena kau membayarnya panen nanti,jadi keeping emas ini
akan
saya potong 5 keping emas,lalu 3 keping emas yang lain untuk uang
jasa,jadi untuk kau kuberi 2 keping emas,oya setelah ini kau bayar 3
kali
lipatnya!”
Petani :”Tapi nyai saya tak sanggup
membayar apabila saya membayar 3 kali
Lipatnya dari emas yang sya pinjam!”
Bagendit :”Ya sudah itu berarti kau tak jadi
meminjam emas ku.”
Petani :”Ya sudah nyai saya pinjam emas
nyai dan akan saya ganti sesuai dengan
yang
nyai inginkan.”
Bagendit :”Oke,terimalah ini petani.”
Dengan rasa kesal akhirnya petani itu pun pulang dan
langsung membawa istrinya ke seorang tabib.Meski 2 keping emas pun tak cukup
untuk menebus kelahiran anaknya.Untungnya tabib itu baik hati dan memberi
bantuan tanpa pamrih.
Petani :”Tabib,gimana istri saya?”
Tabib :”Alangkah baiknya apabila tuan
tersenyum,anak tuan seorang laki-laki
dan
istri tuan dalam kondisi baik.”
Petani :”Alhamdulilah,terimakasih ya
allah engkau mengabulkan doa ku.Oya
maafkan saya apabila 2 keping emas ini kepada anda tapi jujur saya
hanya
memiliki 2 keping emas ini tabib!”
Tabib :”Ambilah,tuan!saya ikhlas
menolong tuan,simpanlah 2 keping emas nanti
untuk
anak tuan.”
Petani :”Apakah tabib serius?”
Tabib :” Ya,saya serius.”
Petani :”alhamdulilah,ya allah
terimakasih banyak karena engkau telah
menolongku.”
14 tahun kemudian,putra dari si petani itu pun telah
dewasa.Dia bernama Asep,dia bekerja membantu ayahnya untuk cepat melunasi
hutang ayahnya yang tak kujung lunas kepada bagendit.
Bagendit :”Uuuh,tempat apa ini?rumah atau
kandang sapi?”
Petani :”Oh,ternyata nyai yang
datang,saya kira siapa?”
Bagendit :”Sudahlah,jangan banyak basa-basi mana
cepat bayar hutang mu!”
Petani :”Memangnya hutang saya belum
lunas?”
Bagendit :”Belumlah,aduh kau petani miskin
sampai kapan pun hutang kau tidak
akan
pernah lunas,karena kau sudah banyak hutang,ya udah cepat kau
berikan keeping emas!”
Petani :”Tapi sungguh sya tak punya
uang.”
Bagendit :”Ahh bohong.”
Petani :”Saya mohon nyai beri saya waktu
untuk melunasi hutang-hutang saya.”
Bagendit :”Aaaaah,tidak bisa berulang kali kau
janji-janji.”
Petani :”Kali ini saya benar nyai.”
Bagendit :”Eehmpt,oke kali ini kau lolos,tapi
saya tidak mau tahu besok kau harus
bayar!”
Petani :”Saya mohon beri sya waktu.”
Bagendit :”Pokoknya besok,ayo pengawal kita
pulang!”
Akhirnya bagendit dan pengawal bergegas pulang dan tidak
lama kemudian asep pun datang,dia kaget melihat bapaknya yang sedang melamun
didepan pintu rumahnya.
Asep :”Bapak,bapak kenapa?”
Petani :”Bapak tidak apa-apa sep.”
Asep :”Bohong,ayolah cerita pada ku
pak!”
Petani :(Menangis)”Asep,maafkan bapak karena
bapak sudah tidak bisa melunasi
hutang-hutang bapak kepada bagendit,apa lagi
tubuh bapak sekarang
sudah rentah.”
Asep :”Memangnya tadi bagendit ke
sini?”
Petani :”Ya,dia datang sambil
mengacak-ngacak seisi rumah,bapak diterima
untuk melunasi hutang sampai petang besok.”
Asep :”Apa?jahat sekali
bagendit!bapak tenang saja biar saya yang mengurus.”
Petani :”Kamu mau kemana,nak?”
Asep :”Saya mau kekebun saya mau
mengambil jagung yang sudah matang
untuk saya jual.”
Petani :”Hati-hati,nak!”
Akhirnya
asep pun kembali bergegas pergi dengan terburu-buru dia jual semua jagung dan
setelah itu dia langsung kerumah bagendit,tapi saat dijalan tidak sengaja dia
bertemu dengan tabib.
Tabib :”Asep
mau kemana kamu?seperti tampak orang yang terburu-buru.”
Asep :”Saya
mau kerumah bagendit,kek!saya mau melunasi hutang-hutang saya
dengan jagung-jagung ini dan keeping emas
yang saya punya.”
Tabib :”Berhati-hati
lah nak!kalau bagendit tak mau menerima apa yang kau
bawa,segera tancapkan tongkat yang kau bawa
didepan rumahnya!”
Asep :”Memangnya
apa yang akan terjadi kek?”
Tiba-tiba
tabib itu pun menghilang.Asep pun terkejut melihat kehilangan sang tabib,tapi
ia tak peduli ia pun melanjutkan perjalanannya kerumah bagendit.
Asep :(Berteriak)”Bagendit,bagendi
dimana kau keluarlah!”
Pengawal :”Eh,eh
anak kotor mau apa kamu disini?”
Asep :”Dimana
majikan mu?”
Setelah
mendengar teriakan asep,bagendit yang sedang tertidur lelap terbangun dengan
tiba-tiba dan ia pun keluar untuk mendengar suara teriakan itu.
Bagendit :”Aduh,aduh
ada apa sih ini?kalian tak tau aku sedang tidur?”
Pengawal :”Maaf
nyai tapi disini ada anak ingusan yang datang dengan cara tak
sopan.”
Bagendit :”Eh,siapa
kamu?kamu tidak tau siapa aku?apakah kamu tau bagaimana
cara bersopan-santun?dasar anak bau.”
Asep :”Sopan?apakah
kamu tidak mengaca?kamu pun juga tidak sopan datang
kerumah orang lain!”
Bagendit :”Tak
perlu kamu mengajari aku,sebelum kamu memakan garam aku
duluan yang mencicipinya!”
Asep :”Sudahlah
tak usah berkomentar,disini saya ingin membayar hutang-
hutang bapak ku dengan apa yang saya bawa.”
Bagendit :(Tertawa
kecil)”hahahaha,ini tak cukup dan lagi bapakmu pinjam emas,
saya tak mau jagung kotor ini.”
Asep :”Tapi
ini sudah sangat cukup.”
Bagendit :”Tidak,sudah
pergi saja!kemarikan jagung dan emas itu,jadi hutang bapak
mu 5 keping emas lagi!”
Asep :”Dasar
licik,ini tak cukup?ini pun sudah sangat cukup,hutang bapak ku
lunas.”
Bagendit :”Kamu
tuli ya,saya bilang tidak ya tidak sudah pergi sana!”
Bagendit
pun mengusir asep dengan refleks asep pun langsung menancapkan tongkat yang ia
bawa tepat didepan rumah bagendit.
Bagendit :”hay,kau
apakan halaman ku?”
Dan disaat
bagendit menuruh pengawalnya mencabut tongkat itu dengan kuat tiba-tiba tongkat
itu mengeluarkan air dari dalam tanah dan bagendit pun basah kuyup.
Bagendit :”Cepat
kau cabut tongkat jelek itu dari halaman ku!”
Pengawal :”Baik
nyai,eeeerggh susah nyai tongkatnya susah tercabut.”
Bagendit :”ah
kamu,sini biar aku saja.”
Pengawal :”Ah
nyai hebat tongkatnya tercabut dengan,tarikan nyai.”
Bagendit :”Aduh
air apa ini?kurang ajar!”
Makin lama
airnya makin banyak dan disisi lain ternyata asep sudah mengajak warga setempat
untuk lari keatas bukit,ternyata asep pun sudah tau akan datangnya banjir.
Pengawal :”Nyai,kita
harus segera pergi sepertinya air ini akan menghabisi kampong
kita.”
Bagendit :”Tidak,aku
tidak mau aku akan menyelamatkan harta dan rumah ku.”
Pengawal :”Tapi
dengan cara apa?”
Akhirnya
pun dengan hitungan menit kampong itu langsung dilalap habis dengan airyang
keluar dari tongkat yang tertancap ditanah dan dengan sekejap bagendit juga
hartanya ikut tenggelam dan jadilah danau.
Dan danau
itu sekarang sudah menjadi sejarah bagi warga subang karena danau tersebut
sangat terkenal dengan nama danau situ bagendit
0 comments:
Post a Comment